
Manchester United
Erik ten Hag bukan sekadar pelatih biasa. Ia adalah sosok yang kompleks tapi keren—seorang “football freak” yang bisa membuat Manchester United jatuh hati. Pelatih asal Belanda ini dikenal sangat obsesif dalam hal detail, namun tetap hangat dan setia kepada pemain-pemainnya. Kombinasi langka yang membuatnya jadi kandidat kuat untuk duduk di kursi panas Old Trafford.
Ten Hag dikenal sebagai kontrol freak sejati. Ia menganalisis lawan hingga ke akar-akarnya, bahkan jika timnya sudah dua kali bertemu lawan tersebut dalam semusim. Para pemainnya tak pernah lepas dari pantauan: mulai dari video klip taktik lawan, waktu tidur, sampai pilihan bacaan di media. Semua diatur. Semua demi performa terbaik.
Saat memulai karier melatih di level junior, Ten Hag langsung menegaskan kedisiplinan sebagai fondasi utama. Liburan pemain pun dipangkas. Siapa pun yang kembali telat dari libur akan menghadapi konsekuensinya.
Namun di balik disiplin itu, ia dikenal sangat loyal dan peduli. Pemain-pemain yang dicap “sulit” seperti Eljero Elia, Marko Arnautovic, hingga Hakim Ziyech justru mendapat perhatian ekstra. Ten Hag bukan tipe pelatih yang memotong hubungan setelah kontrak habis. Ia terus menjalin komunikasi, mengirim pesan dukungan, dan mencoba memahami budaya para pemainnya.
Di atas lapangan, kreativitas jadi senjata utama. Ten Hag tidak takut bereksperimen. Bek kanan bisa tiba-tiba muncul sebagai penyerang tengah, gelandang jadi bek, dan sebaliknya. Ia mengubah peran Steven Berghuis menjadi gelandang serba bisa, membuat Daley Blind tampil sebagai “false 10”, dan memberi kebebasan pada pemain seperti Jurrien Timber atau André Onana untuk ikut membangun serangan dari lini belakang.
Namun, semuanya tetap dalam sistem yang rapi. Saat kehilangan bola, posisi para pemain harus presisi—jarak antar lini dihitung sampai ke milimeter. Bahkan penyerang seperti Sébastien Haller, Dusan Tadic, hingga Antony dituntut jadi garda terdepan dalam pressing.
Ten Hag bukan hanya tentang gaya, tapi juga hasil. Ia membawa Ajax ke semifinal Liga Champions dan membangun generasi muda yang solid.
Kini, Manchester United butuh arah baru. Dan jika mereka menginginkan pelatih yang obsesif, disiplin, tapi penuh perhatian dan ide segar—Erik ten Hag adalah jawabannya. Kompleks, tapi keren.